Huufff....
Baru aja beres bikin summary buat bahan kuis ntar malem. Ada pe er juga buat ntar malem tapi belom gue beresin teler banget bok! Tadi malem gue balik dr farewellnya Kenzie sekitar jam 1/2 1an gitu. Abis tu siap2in laptop dan bahan2 buat bikin pe er, niatnya sih mau nyelesain pe er malem itu juga no matter what. Makan dulu karena dr buka belom makan yg bener jadinya biar rasanya udah kenyang pun tetep aja gue hajar daripada ntar sakit hehehe (tumben), trus abis makan mulai deh.
Sayangnya, sekitar 2 jam kemudian...gue udah ketiduran dgn laptop masih nyala disamping gue dan kertas2 case bertebaran di dada gue. Bangun2 jam 7an posisinya duduk gitu huehuehue. Ga jadi selesai deh pe ernyaaa...
Well, untungnya di kantor kerjaan gue udah g beresin dr awal2 jadinya gue bisa fokus belajar. Dan untungnya hari ini gue kantor di belakang yang ga ada phone line nya jadi bebas gangguan ;p
yah eniwei...gotta continue my homework. damn now this is how it feels like to be in school, now I remember again hehehehe.
Oiya hampir lupaa..ntar malem gue juga harus ngupdate resume gue dan besok dateng early ke kampus buat ngeprint resume..Career Fair's tomorrow!
I hope I don't get that raccoon eyes and/or zombie aura for my days of sleep deprivation ;p
Wish me luck!
Thursday, September 27, 2007
Friday, September 21, 2007
The Little Prince (Antoine de Saint-Exupery)- p. 81-85
Si musang terdiam dan menatap pangeran kecil lama sekali. "Ayolah," katanya, "jinakkan aku!"
"Aku ingin menjinakkanmu," jawab pangeran kecil, "tetapi aku tak punya banyak waktu. Aku harus mencari teman dan belajar memahami banyak hal."
"Kita hanya bisa memahami apa yang telah kita jinakkan. Manusia tak lagi punya waktu untuk memahami segala hal. Mereka membeli segala barang yang sudah jadi di toko. Tapi tak ada toko yang menjual teman, maka manusia tak lagi punya teman. Jika kau menginginkan teman, jinakkanlah aku!"
"Apa yang harus kulakukan?" kata pangeran kecil.
"Kau harus sabar sekali," jawab si musang. Mula-mula, kau duduk dalam jarak yang tak begitu jauh dariku, seperti itu, di rumput. Aku akan memandangmu dari sudut mataku dan kau tak akan mengatakan apa-apa; kata-kata adalah sumber kesalahpahaman. Tetapi setiap hari kau boleh duduk lebih dekat kepadaku."
Hari berikutnya pangeran kecil datang lagi.
"Sebaiknya setiap hari kau datang pada waktu yang sama," kata si musang. "Misalnya saja, jika kau datang pada pukul empat sore, sejak pukul tiga aku sudah mulai senang. Makin dekat waktu pertemuan kita, makin senang aku. Pukul empat aku akan mulai resah dan cemas; aku akan menyadari nilai kebahagiaan! Tetapi jika kau muncul sembarang waktu, aku tak akan pernah tahu kapan harus mulai menyiapkan hatiku untukmu...Kita semua memerlukan ritual."
"Apa artinya ritual?" tanya pangeran kecil.
"Itu juga sesuatu yang sering diabaikan," kata si musang. "Rituallah yang membuat satu hari berbeda dengan hari-hari lainnya, satu jam berbeda dengan jam-jam lainnya. Ada ritual, misalnya, diantara para pemburuku. Pada hari Kamis mereka berdansa dengan gadis-gadis desa. maka hari Kamis adalah hari yang luar biasa menyenangkan bagiku! Aku bisa berjalan-jalan sampai ke kebun anggur. Jika para pemburu itu berdansa pada hari apa saja, semua hari akan sama, dan aku tak akan punya hari libur."
Maka pangeran kecil menjinakkan si musang. Dan ketika saat kepergiannya sudah semakin mendekat:
"Ah!" kata si musang. "Aku mau menangis."
"Salahmu sendiri," kata pangeran kecil. "Aku tak pernah bermaksud menyusahkanmu, tetapi kau ingin aku menjinakkanmu..."
"Ya, memang," kata si musang.
"Tetapi sekarang kau mau menangis!" kata pangeran kecil.
"Ya, memang," kata si musang.
"Jadi kau tak mendapatkan keuntungan apapun dari hubungan kita ini!"
"Oh aku mendapatkan keuntungan," kata si musang, "sehubungan dengan warna jagung."
Kemudian dia menambahkan,
"Pergilah lihat mawar-mawar itu lagi. kau akan mengerti bahwa, bagaimanapun juga, mawarmu (setangkai mawar kepunyaan pangeran kecil di planet kediamannya) unik di dunia ini. Kemudian kembalilah dan ucapkan selamat tinggal kepadaku. Sebagai hadiah, aku akan memberitahu-mu suatu rahasia."
Pangeran kecil pergi melihat mawar-mawar itu lagi.
"Kalian sama sekali tidak seperti mawarku," katanya pada mereka. "Kalian tak berarti apa-apa. Tak seorangpun menjinakkan kalian, dan kalian juga tidak menjinakkan siapa pun. Kalian seperti musangku selama ini. Waktu itu dia hanya sekadar musang, seperti seratus ribu musang lainnya. tetapi aku membuatnya menjadi temanku, dan sekarang dia unik di dunia ini."
Dan mawar-mawar itu merasa sangat tak nyaman.
"kalian cantik sekali, tetapi kalian hampa," dia melanjutkan. "Tak ada orang yang bersedia mati untuk kalian. Tentu saja, orang yang sekadar lewat akan mengira bahwa mawarku sama persis seperti kalian. Tetapi mawarku, walaupun cuma setangkai, jauh lebih berarti daripada kalian semua, karena dialah yang kusirami. Karena dialah yang kututup dengan kubah kaca. Karena dialah yang kulindungi dengan tabir. Karena dialah yang ulat-ulatnya kubunuh (kecuali dua atau tiga yang kami biarkan agar menjadi kupu-kupu). Karena dialah yang aku dengarkan, waktu dia mengeluh, atau menyombongkan diri, atau ketika dia cuma membisu. Karena dia mawarku."
dan pangeran kecil kembali kepada si musang.
"Selamat tinggal," katanya.
"Selamat tinggal," kata si musang. "Inilah rahasiaku, sangat sederhana: kau hanya bisa melihat jelas dengan hatimu. Hal yang penting tak terlihat oleh mata."
"Hal yang penting tak terlihat oleh mata," ulang pangeran kecil, agar ingat.
"Manusia sudah melupakan kebenaran ini," kata si musang. "Tetapi kau tak boleh lupa. Kau harus bertanggung jawab, selamanya, atas apa yang telah kau jinakkan. Kau bertanggung jawab atas mawarmu."
"Aku bertanggung jawab atas mawarku..." ulang pangeran kecil, agar ingat.
"Aku ingin menjinakkanmu," jawab pangeran kecil, "tetapi aku tak punya banyak waktu. Aku harus mencari teman dan belajar memahami banyak hal."
"Kita hanya bisa memahami apa yang telah kita jinakkan. Manusia tak lagi punya waktu untuk memahami segala hal. Mereka membeli segala barang yang sudah jadi di toko. Tapi tak ada toko yang menjual teman, maka manusia tak lagi punya teman. Jika kau menginginkan teman, jinakkanlah aku!"
"Apa yang harus kulakukan?" kata pangeran kecil.
"Kau harus sabar sekali," jawab si musang. Mula-mula, kau duduk dalam jarak yang tak begitu jauh dariku, seperti itu, di rumput. Aku akan memandangmu dari sudut mataku dan kau tak akan mengatakan apa-apa; kata-kata adalah sumber kesalahpahaman. Tetapi setiap hari kau boleh duduk lebih dekat kepadaku."
Hari berikutnya pangeran kecil datang lagi.
"Sebaiknya setiap hari kau datang pada waktu yang sama," kata si musang. "Misalnya saja, jika kau datang pada pukul empat sore, sejak pukul tiga aku sudah mulai senang. Makin dekat waktu pertemuan kita, makin senang aku. Pukul empat aku akan mulai resah dan cemas; aku akan menyadari nilai kebahagiaan! Tetapi jika kau muncul sembarang waktu, aku tak akan pernah tahu kapan harus mulai menyiapkan hatiku untukmu...Kita semua memerlukan ritual."
"Apa artinya ritual?" tanya pangeran kecil.
"Itu juga sesuatu yang sering diabaikan," kata si musang. "Rituallah yang membuat satu hari berbeda dengan hari-hari lainnya, satu jam berbeda dengan jam-jam lainnya. Ada ritual, misalnya, diantara para pemburuku. Pada hari Kamis mereka berdansa dengan gadis-gadis desa. maka hari Kamis adalah hari yang luar biasa menyenangkan bagiku! Aku bisa berjalan-jalan sampai ke kebun anggur. Jika para pemburu itu berdansa pada hari apa saja, semua hari akan sama, dan aku tak akan punya hari libur."
Maka pangeran kecil menjinakkan si musang. Dan ketika saat kepergiannya sudah semakin mendekat:
"Ah!" kata si musang. "Aku mau menangis."
"Salahmu sendiri," kata pangeran kecil. "Aku tak pernah bermaksud menyusahkanmu, tetapi kau ingin aku menjinakkanmu..."
"Ya, memang," kata si musang.
"Tetapi sekarang kau mau menangis!" kata pangeran kecil.
"Ya, memang," kata si musang.
"Jadi kau tak mendapatkan keuntungan apapun dari hubungan kita ini!"
"Oh aku mendapatkan keuntungan," kata si musang, "sehubungan dengan warna jagung."
Kemudian dia menambahkan,
"Pergilah lihat mawar-mawar itu lagi. kau akan mengerti bahwa, bagaimanapun juga, mawarmu (setangkai mawar kepunyaan pangeran kecil di planet kediamannya) unik di dunia ini. Kemudian kembalilah dan ucapkan selamat tinggal kepadaku. Sebagai hadiah, aku akan memberitahu-mu suatu rahasia."
Pangeran kecil pergi melihat mawar-mawar itu lagi.
"Kalian sama sekali tidak seperti mawarku," katanya pada mereka. "Kalian tak berarti apa-apa. Tak seorangpun menjinakkan kalian, dan kalian juga tidak menjinakkan siapa pun. Kalian seperti musangku selama ini. Waktu itu dia hanya sekadar musang, seperti seratus ribu musang lainnya. tetapi aku membuatnya menjadi temanku, dan sekarang dia unik di dunia ini."
Dan mawar-mawar itu merasa sangat tak nyaman.
"kalian cantik sekali, tetapi kalian hampa," dia melanjutkan. "Tak ada orang yang bersedia mati untuk kalian. Tentu saja, orang yang sekadar lewat akan mengira bahwa mawarku sama persis seperti kalian. Tetapi mawarku, walaupun cuma setangkai, jauh lebih berarti daripada kalian semua, karena dialah yang kusirami. Karena dialah yang kututup dengan kubah kaca. Karena dialah yang kulindungi dengan tabir. Karena dialah yang ulat-ulatnya kubunuh (kecuali dua atau tiga yang kami biarkan agar menjadi kupu-kupu). Karena dialah yang aku dengarkan, waktu dia mengeluh, atau menyombongkan diri, atau ketika dia cuma membisu. Karena dia mawarku."
dan pangeran kecil kembali kepada si musang.
"Selamat tinggal," katanya.
"Selamat tinggal," kata si musang. "Inilah rahasiaku, sangat sederhana: kau hanya bisa melihat jelas dengan hatimu. Hal yang penting tak terlihat oleh mata."
"Hal yang penting tak terlihat oleh mata," ulang pangeran kecil, agar ingat.
"Manusia sudah melupakan kebenaran ini," kata si musang. "Tetapi kau tak boleh lupa. Kau harus bertanggung jawab, selamanya, atas apa yang telah kau jinakkan. Kau bertanggung jawab atas mawarmu."
"Aku bertanggung jawab atas mawarku..." ulang pangeran kecil, agar ingat.
Thursday, September 20, 2007
Homogenic-Utopia
kulihat dunia berputar lagi…
warna warni terindah menyinari bumi…
nananaa…
kujelang hari, kujelang mimpi…
hadirmu utopia…
senyumku utopia…
rinduku utopia…
khayalku utopia…
kudengar dunia bernyanyi lagi…
nada-nada terindah mendamaikan bumi…
warna warni terindah menyinari bumi…
nananaa…
kujelang hari, kujelang mimpi…
hadirmu utopia…
senyumku utopia…
rinduku utopia…
khayalku utopia…
kudengar dunia bernyanyi lagi…
nada-nada terindah mendamaikan bumi…
Tuesday, September 18, 2007
Gender-confused animations-->post ga penting
Gue lagi nonton Sailor Moon nih sekarang...yang ada Sailor Stars nya...I almost forgot about them but oh, dear God....it's not right I'm telling you...
The fact that their gender switched as soon as they transformed to sailor soldiers...it's just not right...
Gue bingung sama kartun2 Jepang...nih ya...
di Saint Seiya ada Andromeda Shun....itu aja sampe sekarang belom bisa gue terima bahwasanya Shun itu sebenernya cowok. It's just...well ngga cowok banget lah...I was glad before I knew Shun ini bukan cewek sebenernya. Gue kira tadinya film Seiya itu masih ada cewek2nya juga lah yg bisa jadi prajurit Athena. Yah ternyata cowok semua....dengan 1 yang kecewek2an dan berjubah pink ini...*sigh
Nah terus sekarang Sailor Moon. Sailor Uranus aja awal2nya gue masih aneh..karena gue kira dia cowok...eh ternyata pas transform jadi Uranus tiba2 jadi ber-boobs dan ber-waist cewek...tapi ini masih mending karena at least g bisa denial klo si Uranus ini di kehidupan biasanya emang cewek...tapi tomboy aja.
Tapi sodara-sodara sekaliaaan....Sailor Stars....this is where it's just plain...wrong. Susah dibikin denial klo Sailor Stars ini cuma tomboy. Di kehidupan aslinya mereka itu boy band, suaranya suara cowok..yg 1 naksir si Usagi...yah cowok lah pokoknya...but begitu mereka transform...badan dan suaranya langsung berubah jadi badan dan suara cewek..
*sigh again...
This is wrong....
The fact that their gender switched as soon as they transformed to sailor soldiers...it's just not right...
Gue bingung sama kartun2 Jepang...nih ya...
di Saint Seiya ada Andromeda Shun....itu aja sampe sekarang belom bisa gue terima bahwasanya Shun itu sebenernya cowok. It's just...well ngga cowok banget lah...I was glad before I knew Shun ini bukan cewek sebenernya. Gue kira tadinya film Seiya itu masih ada cewek2nya juga lah yg bisa jadi prajurit Athena. Yah ternyata cowok semua....dengan 1 yang kecewek2an dan berjubah pink ini...*sigh
Nah terus sekarang Sailor Moon. Sailor Uranus aja awal2nya gue masih aneh..karena gue kira dia cowok...eh ternyata pas transform jadi Uranus tiba2 jadi ber-boobs dan ber-waist cewek...tapi ini masih mending karena at least g bisa denial klo si Uranus ini di kehidupan biasanya emang cewek...tapi tomboy aja.
Tapi sodara-sodara sekaliaaan....Sailor Stars....this is where it's just plain...wrong. Susah dibikin denial klo Sailor Stars ini cuma tomboy. Di kehidupan aslinya mereka itu boy band, suaranya suara cowok..yg 1 naksir si Usagi...yah cowok lah pokoknya...but begitu mereka transform...badan dan suaranya langsung berubah jadi badan dan suara cewek..
*sigh again...
This is wrong....
Sunday, September 16, 2007
Bunga
aku hanya bisa berkata "pergilah"
kau tak pernah termiliki
aku mengerti
kau takut me"rasa" karena telah terbiasa mati
dan hadirku membuatmu terhenyak ragu... tentang masih adanya segelintir tulus di jagad raya
kau jengah, ternyata aku mampu memberi arti dan makna pada segala hampa yang kau miliki..
ego kau asah jadi senjata untuk menikam hadirku
karena kau takut akan hadirku di relung jiwamu yang terlalu nyata untuk ditampik
kubiarkan engkau mencabik-cabik tulus yang kutawarkan..
karena aku mengerti..
maka pergilah..
biarkan aku disini, menikmati tulus sunyi yang kau takuti
Wednesday, September 05, 2007
si om
Hoowee.....everybody...at last I am able to access the school's public html and change the blog song!
Damn it took a while..
Sekarang inii...baru aja 30 menit nyampe kantor. Kemaren malem ketemu ama salah 1 orang PLN yg visit ke stl sampe tanggal 9. Ada 2 sih seharusnya cuma yang 1 nyangsang di imigrasi jadi ketinggalan pesawat.
Pas begitu liat si om satu ini, walaah...ternyata kenal. Kantornya 1 lantai sama gue waktu gue magang di PLN lah yaa...
Pas liat gitu gue yang bengong trus sambil nunjuk: "loh...om..?"
si omnya: "loh...mbak manda...kok ketemu disini?"
hihihi..
itu si om lumayan kocak sih. waktu family gathering PLN di bogor dia klo ga salah segrup sama gue. Udah gitu kan ada physical activities macem outbound gitu lah. Gue inget lari2an sama dia sambil panik dan bingung
gue: om om! sini om saya pohonnya!
si om: loh bukannya saya pohonnya? kamu tupai ajaaa
gue: lahh...ga bisa om! saya td udah jadi tupai, kan om yg jadi pohonnya tadii! sini om buruan!
si om: ha? oiyayah tadi kamu jongkok ya? haduh udah mo di priwitin sama masnya...mbak2 sini pohonnya kirian dikit!
gue: lah om pohon kan ga bisa kemana-manaaa
si om: wis to bilang aja gempa bumi!
gue: (dalem hati: haishh....) *sambil geser dikit2 ke kiri takut ketauan gerak sama pembinanya
Tck tck tck...si oom si om
Subscribe to:
Posts (Atom)